Perawatan Luka Bakar Modern
Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini. Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolic semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal.
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan adanya kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Kerusakan jaringan yang disebabkan api dan koloid (misalnya bubur panas) lebih berat dibandingkan air panas. Ledakan dapat menimbulkan luka bakar dan menyebabkan kerusakan organ. Bahan kimia terutama asam menyebabkan kerusakan yang hebat akibat reaksi jaringan sehingga terjadi diskonfigurasi jaringan yang menyebabkan gangguan proses penyembuhan. Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas dan kedalaman kerusakan jaringan. Semakin lama waktu kontak, semakin luas dan dalam kerusakan jaringan yang terjadi (Yepta, 2017).
Proses yang kemudian terjadi pada jaringan yang rusak adalah penyembuhan luka yang dapat dibagi dalam 3 fase:
- Fase inflamasi
Fase yang berentang dari terjadinya luka bakar sampai 3-4 hari pasca luka bakar. Dalam fase ini terjadi perubahan vaskuler dan proliferasi seluler. - Fase proliferasi
Fase proliferasi disebut fase fibroplasia karena yang terjadi proses proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung sampai minggu ketiga. Pada fase proliferasi luka dipenuhi sel radang, fibroplasia dan kolagen, membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan berbenjol halus yang disebut granulasi - Fase maturasi
Terjadi proses pematangan kolagen. Pada fase ini terjadi pula penurunan aktivitas seluler dan vaskuler, berlangsung hingga 8 bulan sampai lebih dari 1 tahun dan berakhir jika sudah tidak ada tanda-tanda radang. Derajat keseriusan luka dapat dinilai melalui warna dasar luka. System ini membantu memilih tindakan dan penggunaan topikal terapi perawatan luka serta mengevaluasi kondisi luka.
System ini dikenal dengan sebutan RYB / Red Yellow Black (Merah- Kuning-Hitam)
- Red / Merah
Luka dengan dasar warna luka merah tua (granulasi) atau terang (epitelisasi) dan selalu tampak lembab. Merupakan luka bersih, dengan banyak vaskularisasi, karenanya mudah berdarah. Tujuan perawatan luka dengan warna dasar merah adalah dengan mempertahankan lingkungan luka dalam keadaan lembab dan mencegah terjadinya trauma / perdarahan. - Yellow / Kuning.
Luka dengan dasar warna luka kuning / kuning kecoklatan / kuning kehijauan / kuning pucat kondisi luka yang terkontaminasi atau - terinfeksi. Hal yang harus dicermati bahwa semua luka kronis merupakan luka yang terkontaminasi namun belum tentu terinfeksi. Luka Slough (kuning) -
Black / Hitam.
Luka dengan dasar warna luka hitam adalah jaringan nekrosis, merupakan jaringan avaskularisasi. Perawatan luka modern adalah inofasi pelayanan kesehatan khususnya dalam perawatan luka yang bertujuan untuk mempercepat penyembuhan dan menghindari infeksi. Dalam hal ini perawatan luka bakar sangat diperhatikan dikarenakan angka kasus luka bakar yang semakin sering terjadi di kalangan masyarakat bali, meliat hal tersebut fasilitas kesehatan atau klinik di bali sudah mulai menerapkan perawatan luka secara modern dengan sumber daya manusia yang terlatih dan bahan medis yang dapat mempercepat proses penyembuhan. Di era digitalisasi sekarang klinik kesehatan dibali sudah menerapkan pelayanan on call atau home care perawatan luka yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan pasien dalam proses penyembuhan.