Kenali dan Cegah Diabetic Foot Ulcer
Pada usia lanjut (LANSIA) sering timbul semua penyakit yang sering menyerang metabolic tubuh, seperti hipertensi, asam urat, kolestrol dan diabetes. Meski sering terjadi pada usia lanjut penyakit penyakit tersebut juga bisa terjadi pada usia muda. Salah satu penyakit yang sering timbul pada usia rentan adalah diabetes yang biasa di kenal sebagai penyakit kencing manis.
Penyakit Diabetes (DM) atau yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis merupakan penyakit metabolis kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (gula darah) yang seiring waktu menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf.
Diabetes Mellitus telah dikategorikan sebagai penyakit global oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). Jumlah penderita DM ini meningkat di setiap negara. Berdasarkan data dari WHO (2006), diperkirakan terdapat 171 juta orang di dunia menderita diabetes pada tahun 2000 dan diprediksi akan meningkat menjadi 366 juta penderita pada tahun 2030. Sekitar 4,8 juta orang di dunia telah meninggal akibat DM. Setengah dari penderita DM ini tidak terdiagnosis.
Dalam penyakit diabetes terdapat 2 tipe. Diabetes Tipe 1 adalah penyakit yang diakibatkan oleh sistem imun tubuh yang menghasilkan antibiodi yang secara keliru merusak sel beta pancreas. Sedangkan diabetes tipe 2 adalah penyakit kronis yang ditandai dengan resistensi insulin atau produksi insulin yang tidak adekuat dalam tubuh, yang mengakibatkan peningkatan kadar gula darah. Dan yang paling umum adalah diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada orang dewasa, yang terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak menghasilkan cukup insulin dan sering didapatkan kasus dengan Diabetic Foot Ulcer (DFU).
Diabetic foot ulcer (DFU) merupakan salah satu bentuk komplikasi kronik diabetes mellitus berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya kematian jaringan setempat/ulkus. Komplikasi ini tentunya bisa berakibat fatal jika tidak mendapat perhatian yang serius. Kematian akibat ulkus gangren pada penderita diabetes di Indonesia mencapai 32% sementara jumlah amputasi sebesar 30%. Adapun tanda dan gejala Diabetic foot ulcer yaitu, luka yang tidak kunjung sembuh, luka tidak terasa nyeri, luka semakin membaruk, dan luka menghitam. Sebelum terlambat, bagaimanakah cara mencegah terjadinya diabetic foot ulcer ?
Diabetic Foot Ulcer dapat dicegah dengan cara melakukan perawatan kaki/ foot care pada penderita diabetes secara rutin. Perawatan kaki/ foot care juga dapat dilakukan dengan perawatan luka modern agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Selain itu cara pencegahan diabetes yang paling utama dengan cara mengurangi mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis agar gula darah dalam tubuh tetap terkontrol
Pada halnya perawatan luka diabetic di Bali sangat jarang menggunakan perawatan luka modern, hanya menggunakan perawatan luka jaman dahulu yaitu dengan cara hanya menggunakan madu dan cara pembersihannya juga tidak steril.
Pada pasien dengan Diabetic Foot Ulcer dasar perawatan luka modern menerapkan 3M yang terdiri dari 3 tahap yaitu, mencuci luka, membuang jaringan mati dan memilih balutan yang tepat. Dalam hal ini sangat dianjurkan untuk pasien sering kontrol dalam penanganan perawatan luka agar terpantau.
Dalam hal ini Klinik luka di Bali yang menerapkan perawatan luka modern yaitu di Klinik Lingkar Medika. Dalam pelayanan luka modern Klinik Lingkar Medika sudah mempunyai Pelayanan yang dikhususkan yaitu “BIO LUKA” dimana BIO LUKAQ sudah menggunakan tenkik perawatan luka modern dengan harga terjangkau dan oasti lebih efisien . Klinik Lingkar Medika juga bisa melayani perawatan dirumah (Home Care) untuk layanan perawatan luka modern agar memudahkan masyarakat.