Manajemen Luka Akut

Manajemen Luka Akut

Manajemen Luka Akut

Manajemen luka akut adalah upaya untuk mendapatkan penyembuhan luka yang optimal, mencegah terjadinya infeksi, dan mengatasi rasa nyeri akibat luka yang ditimbulkan.

Luka akut adalah kerusakan jaringan kulit atau terputusnya kontinuitas jaringan akibat trauma maupun pembedahan. Patoetiologi dari luka akut atau luka traumatik adalah mekanisme, pola, lokasi, tenaga yang dihantarkan dan kerusakan jaringan, serta keparahan kontaminasi dari luka.

Perawatan luka akut seperti luka trauma memiliki manajemen yang berbeda dengan perawatan luka kronis misalnya pressure injury, ulkus diabetikum, ulkus vena, hingga luka maligna.

Sesuai dengan acuan the triangle of wound assessment yang dikeluarkan sejak tahun 2016 oleh World Union of Wound Healing Societies (WUWHS), penilaian luka harus dilakukan secara holistik untuk mendapatkan penyembuhan luka yang optimal Identifikasi luka dilakukan sebagai penilaian awal, hal-hal yang perlu dilakukan penilaian adalah sifat luka perburukan, statis, luka penyembuhan atau luka akut.

Kemudian untuk mendapatkan luka yang optimal, dilakukan asesmen lanjutan untuk mempersiapkan bed luka. Dasar luka, tepi luka dan kulit sekitar luka harus dinilai.

Berikut ini adalah penilaian dasar luka yang dapat dinilai, antara lain:

  • Dasar luka: penilaian jaringan vital dan non-vital, manajemen eksudat, manage bacterial burden, rehidrasi dasar luka, dan melindungi jaringan granulasi/epitelisasi
  • Tepi luka: manajemen eksudat, menjaga tepi luka tetap lembab, menghilangkan jaringan non-vital, lindungi jaringan granulasi/epitelisasi
  • Kulit sekitar luka: manajemen eksudat, rehidrasi kulit, hilangkan jaringan non vital, perlindungan kulit

Dalam melakukan manajemen luka akut dipertimbangkan penggunaan antibiotik, profilaksis tetanus, perlu tidaknya tindakan operasi, debridement dan stabilisasi fraktur (pada kondisi fraktur terbuka) dan penutupan luka.

Penutupan luka dapat dilakukan sesuai dengan kondisi dari luka. Luka akut yang bersih dan tidak terkontaminasi dapat dilakukan penutupan secara primer, sedangkan luka yang terkontaminasi dan terinfeksi dapat dilakukan penutupan luka secara sekunder. Selain itu, berdasarkan studi yang telah ada, madu efektif untuk merawat luka.

Tindakan manajemen luka ini juga dapat menimbulkan komplikasi dini dan lanjutan, seperti hematoma, infeksi, pembentukan skar, dan keloid. Pasien sebaiknya dapat merawat luka dengan baik selama di rumah dan melakukan follow up sesuai dengan arahan dokter.

Teknik manajemen luka akut diawali identifikasi luka, irigasi dan debridement luka, pemberian anestesi, penjahitan luka, dan perawatan luka. Pada persiapan melakukan manajemen luka, diperlukan identifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesembuhan luka dan risiko terhadap infeksi. Lakukan pemeriksaan apakah pasien memiliki penyakit komorbid seperti diabetes, anemia, atau imunokompromais. Selain itu, lakukan pemeriksaan terhadap lukanya. Tanyakan riwayat mekanisme terjadinya luka, lokasi, waktu kejadian. Identifikasi adanya kemungkinan kontaminasi atau infeksi.

Berikan edukasi selama tindakan penutupan luka akut. Pada luka kotor dengan riwayat vaksinasi tetanus tidak diketahui pasien akan dianjurkan untuk vaksin tetanus. Pada gigitan hewan, profilaksis rabies dapat diberikan.

Beberapa tindakan manajemen luka akut perlu dipertimbangkan sebelum, selama, dan setelah tindakan penutupan luka.

  • Anamnesis dan pemeriksaan fisik diperlukan untuk menilai dan menentukan jenis tindakan manajemen luka (primary, secondary, or delayed primary closure) dan tipe penutupan luka
  • Setiap luka perlu dilakukan irigasi sebelum dilakukan penutupan luka untuk mencegah terjadinya infeksi. Gunakan cairan normal saline atau air bersih untuk irigasi minimal 250 ml
  • Penutupan anestesi lokal biasanya diberikan sebelum dilakukan penjahitan. Namun, pada beberapa kasus, anestesi dapat diberikan pada saat debridement untuk mengurangi rasa sakit pada saat irigasi dan debridemen luka.

Perawatan luka kini sudah semakin maju di Indonesia khususnya di Bali terdapat banyak klinik atau fasilitas yang menyedikan perawatan luka dengan metode perawatan luka modern. Jadi pasien tidak perlu repot datang ke RS untuk melakukan perawatan luka sudah banyak fasilitas yang menyediakan layanan home service yang dapat di hubungi kapanpun.

Kontak Bio Luka via WhatsApp