Pressure Injury (Geriatric Wound) / Dekubitus
PENDAHULUAN
Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia antara lain: berkurangnya jaringan lemak subkutan, berkurangnya jaringan kolagen dan elastin, menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan rapuh.
DEFINISI
Ulkus dekubitus adalah cedera pada kulit dan jaringan di bawahnya akibat tekanan berkepanjangan pada kulit. Luka ini paling sering berkembang pada kulit yang menutupi area tulang tubuh yang meliputi tumit, pergelangan kaki, pinggul, dan tulang ekor. Ulkus dekubitus biasanya dijumpai pada orang- orang yang dirawat di tempat tidur atau mengalami penurunan mobilitas, terutama bila disertai dengan status nutrisi yang buruk. Meskipun demikian, ulkus dapat dialami oleh individu yang mobilitasnya normal, namun sensitivitas terhadap nyeri menurun, seperti pada penderita diabetes melitus, cedera medula spinalis, atau stroke. Keparahan suatu ulkus didasarkan pada kedalamannya.
PATOFISIOLOGI
Ulkus Dekubitus disebabkan oleh tekanan yang membatasi aliran darah menuju kulit. Gerakan terbatas membuat kulit rentan mengalami kerusakan dan menyebabkan perkembangan luka. Ada tiga penyebab utama dari ulkus dekubitus:
- Tekanan. Tekanan konstan pada bagian tubuh mana pun dapat mengurangi aliran darah ke jaringan. Aliran darah berguna untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi lain ke jaringan. Tanpa nutrisi penting ini, kulit dan jaringan di sekitarnya akan rusak bahkan mengalami kematian.
- Gesekan. Hal ini terjadi ketika kulit bergesekan dengan pakaian atau tempat tidur. Itu bisa membuat kulit yang rapuh lebih rentan cedera, apalagi jika kulit cenderung lembap.
- Mencukur. Aktivitas ini memungkinkan dua permukaan bergerak ke arah yang berlawanan. Akan muncul luka dari gesekan tersebut jika mencukur dilakukan terlalu sering.
STADIUM
Penilaian ulkus dekubitus tidak hanya derajat ulkusnya tetapi juga ukuran, letak ulkus, derajat infeksi, dengan nyeri atau tidak. Luka dekubitus dibagi menjadi empat stadium, yaitu:
Stadium I. Adanya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. Apabila dibandingkan dengan kulityang normal, maka akan tampak salah satu tanda sebagai berikut: perubahan temperaturkulit (lebih dingin atau lebih hangat), perubahan konsistensi jaringan (lebih keras ataulunak), perubahan sensasi (gatal atau nyeri). Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak sebagai daerah kemerahan/eritema indurasi atau lecet.
Stadium II. Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemak subkutan, tampak sebagai ulkus yang dangkal, degan tepi yang jelas dan perubahan warna pigmen kulit. Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis atau dermis, atau keduanya. Cirinya adalah lukanya superficial, abrasi, melepuh, atau membentuk lubang yang dangkal. Jika kulit terluka atau robek maka akan timbul masalah baru, yaitu infeksi.
Stadium III. Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi kerusakan atau nekrosis dari jaringnsubkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia. Luka terlihat seperti lubang yang dalam. Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan menggaung, berbatasan dengan fascia dari otot- otot. Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik.
Stadium IV. Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang luas, nekrosis jaringan, kerusakan pada otot, tulang atau tendon. Adanya lubang yang dalam serta saluran atau sinus. Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang di dasar ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.
PENGOBATAN
Mengobati ulkus melibatkan pengurangan tekanan pada kulit yang terkena, merawat luka dengan rawat luka modern, mengendalikan rasa sakit, mencegah infeksi, dan menjaga nutrisinya dengan baik. Ini langkah yang dilakukan:
Mengurangi tekanan. Cara ini dapat dilakukan dengan langkah Ubah posisi tubuh sesering mungkin dan Gunakan permukaan yang empuk.
Membersihkan dan membalut luka. Perawatan luka tekan tergantung pada seberapa dalamnya luka, beberapa cara yang dapat dilakukan seperti cuci dengan pembersih lembut dan keringkan. Bersihkan luka terbuka dengan air atau larutan air asin (garam) setiap kali mengganti balutan dan Memasang perban. Perban mempercepat penyembuhan dengan menjaga luka tetap lembab. Ini juga menciptakan penghalang terhadap infeksi dan membuat kulit di sekitarnya tetap kering. Seiring berkembangnya perawatan luka modern di Indonesia khususnya daerah Bali, maka tidak mungkin lagi ada klinik rawat luka dengan pelayanan khusus seperti home servis atau perawat panggilan ke rumah pasien yang mengalami luka dekubitus yang tidak bisa mobilisasi atau tidak bisa datang secara langsung ke klinik rawat luka modern terdekat.
Menghilangkan jaringan rusak. Luka harus bebas dari jaringan yang rusak atau mati serta luka yang menhitam agar proses penyembuhan bisa lebih cepat. Tim medis akan mengangkat jaringan yang rusak (debride) dengan membilas luka secara perlahan dengan air atau memotong jaringan yang rusak.
Intervensi lainnya. Seperti Obat untuk mengontrol rasa sakit seperti ibuprofen dan naproxen sodium kemudian mengatur pola makan yang sehat dengan mengkonsumsi makanan tinggi nutrisi untuk mendorong proses penyembuhan luka.
Operasi. Metode ini dilakukan jika luka tidak kunjung membaik setelah melakukan perawatan lain. Salah satu metode perbaikan bedah adalah menggunakan bantalan otot, kulit, atau jaringan lain untuk menutupi luka dan melindungi tulang yang terkena.
PENCEGAHAN
Lakukan beberapa langkah berikut untuk mencegah seperti seiring berganti posisi, gunakan bantal atau Kasur khusus untuk merdakan tekanan dan membantu memastikan posisi tubuh dalam kondisi baik, sesuaikan ketinggian kepala saat tidur, menjaga kulit tetap bersih dan kering.